Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menbud) Nadiem Makarim telah mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia telah mendaftarkan rendang ke UNESCO untuk pengakuan global. Rendang, masakan khas Minangkabau yang terkenal di seluruh Indonesia, diharapkan dapat diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh organisasi PBB tersebut.
Pendaftaran rendang ke UNESCO merupakan langkah penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia. Rendang bukan hanya sekadar masakan lezat, tetapi juga merupakan bagian penting dari identitas dan tradisi kuliner Indonesia. Dengan pengakuan global dari UNESCO, diharapkan rendang dapat semakin dikenal di seluruh dunia dan menjadi bagian dari warisan budaya dunia yang harus dilestarikan.
Menbud Nadiem Makarim mengatakan bahwa pendaftaran rendang ke UNESCO adalah upaya untuk menjaga keberagaman budaya di Indonesia. “Rendang bukan hanya milik Minangkabau, tetapi milik seluruh Indonesia. Dengan pengakuan dari UNESCO, kita dapat lebih memperkuat identitas budaya kita dan melestarikan warisan nenek moyang kita,” ujarnya.
Proses pendaftaran rendang ke UNESCO membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan ahli budaya. Menbud Nadiem Makarim juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendukung upaya ini dengan terus mempromosikan dan melestarikan rendang sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.
Dengan pendaftaran rendang ke UNESCO, diharapkan Indonesia dapat semakin dikenal di dunia sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi kuliner yang beragam. Pengakuan global dari UNESCO juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi rendang sebagai produk unggulan Indonesia yang dapat bersaing di pasar internasional.
Sebagai negara dengan keberagaman budaya yang sangat kaya, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya dan mewariskannya kepada generasi mendatang. Pendaftaran rendang ke UNESCO merupakan langkah awal yang penting dalam upaya tersebut, dan diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya pelestarian warisan budaya lainnya di Indonesia.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.